chatting^^

Kamis, 14 September 2017

TUGAS #4 Review Jurnal Sistem Informasi Geografis (Data Spasial & Data Atribut)

REVIEW JURNAL
ANGGREINY A ONIBALA
13021106053

JURNAL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Penyusunan Basis Data untuk Identifikasi Daerah Rawan
Banjir Dikaitkan dengan Infrastruktur Data Spasial

ABSTRAK
Identifikasi daerah rawan banjir merupakan bagian dari mitigasi bencana yang dilaksanakan untuk mengurangi kerugian atau dampak akibat banjir. Keberadaan daerah rawan banjir dapat diidentifikasi dengan memanfaatkan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) sehingga dalam pelaksanaannya membutuhkan data dasar spasial. Data dasar spasial yang diperlukan tersebut dapat didefinisikan dengan penyusunan model basis data. Namun permasalahan yang terjadi adalah tidak tersedianya informasi keberadaan data dasar tersebut sehingga menyulitkan pengguna dalam mengumpulkan dan menggunakan data. Untuk mengatasi kesulitan tersebut maka perlu didukung suatu Infrastrukur Data Spasial (IDS). Salah satu implementasi IDS adalah mengkaji keberadaan data dasar. Hal ini dikaji untuk mengetahui apakah data dasar yang diperlukan ini tersedia dan dapat digunakan untuk identifikasi daerah rawan banjir.
Kata kunci: basis data, daerah rawan banjir, Infrastruktur Data Spasial

Latar Belakang
            Kejadian banjir merupakan suatu masalah bagi masyarakat karena menimbulkan kerugian jiwa dan harta benda, seperti munculnya wabah penyakit/gangguan kesehatan, kerusakan bangunan dan tempat tinggal, kerusakan sarana prasarana infrastruktur, dan lain-lain. Hingga saat ini kejadian banjir pun masih sulit dideteksi kemunculannya dan sulit dihindari atau dicegah kejadiannya. Oleh karena itu, untuk mengurangi kerugian-kerugian akibat banjir diperlukan suatu sistem penanggulangan banjir yang yang dapat melibatkan berbagai komponen sistem. Salah satu komponen sistem yang dapat digunakan adalah Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG dapat dimanfaatkan pada setiap tahapan penanggulangan bencana banjir.
Sebagai sistem informasi yang berbasis spasial, tentu saja SIG akan efektif apabila dalam pemanfaatannya dibangun sistem basis data yang baik yang dapat menunjang setiap SIG. Basis data yang dibangun antara SIG satu dengan SIG yang lain akan berbeda. Suatu basis data akan dapat menunjang SIG apabila kumpulan data dalam basis data tersebut lengkap dan seragam. Jika tidak lengkap dan tidak seragam maka sistem pengambilan keputusan yang dihasilkan bisa jadi kurang akurat.
Sehubungan dengan efektivitas SIG seperti yang dijelaskan di atas maka sangat diperlukan terciptanya suatu sistem yang dapat menjamin keberadaan data spasial yang diperlukan oleh setiap SIG termasuk cara perolehannya, yang mana secara realitas berbagai data spasial ini tersebar di berbagai sumber. Jenis sistem yang diinginkan saat ini dikenal dengan Infrastruktur Data Spasial (IDS). Secara umum, IDS adalah sistem yang disepakati bersama oleh para pengguna (stakeholder) data spasial dalam hal pengaturan data acquisition dan data sharing. Secara implementatif IDS merupakan suatu konsep yang memudahkan para pengguna data spasial dalam pengadaan, pengambilan, penggunaan data, dan pertukaran data atau berbagi pakai data spasial.

1. TOPIK PENELITIAN
            Topik Peneleitian yang dipilih oleh penulis jurnal ini adalah Sistem Informasi Geografis dengan infrastruktur Data Spasial

2. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji dan menyusun basis data SIG terkait dengan model identifikasi daerah rawan banjir ditinjau dari keberadaan dan ketersediaan data spasial yang diperlukan. Dalam penelitian ini, penanggulangan banjir yang akan dibahas adalah identifikasi daerah rawan banjir Provinsi Jawa Barat. Data spasial yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data spasial yang didefinisikan dari model identifikasi daerah rawan banjir yang dibuat oleh [1]. Dikaitkan dengan kebutuhan akan IDS dalam proses SIG, maka dikaji keberadaan dan ketersediaan data spasial yang diperlukan pada sejumlah instansi (custodian) yang ada di Provinsi Jawa Barat.

3. DATA SPASIAL & DATA ATRIBUT YANG DIGUNAKAN DALAM JURNAL INI
·         Peta Tutupan Lahan
Peta tutupan lahan digunakan untuk menentukan daya serap air. Data jenis tutupan lahan digunakan untuk mengetahui indeks jenis tutupan lahan sehingga dapat menentukan berapa nilai curve number-nya. Dari nilai curve number, dapat digunakan untuk menghitung berapa potensial penyerapan maksimum.
·         Peta Jenis Tanah
Peta jenis tanah digunakan untuk menentukan daya serap air. Data jenis tanah digunakan untuk mengetahui indeks jenis tanah sehingga didapatkan berapa nilai curve number-nya.
·         Peta Curah Hujan
Peta curah hujan digunakan untuk menentukan besarnya intensitas air hujan dan banyaknya air yang jatuh ke permukaan tanah. Dari nilai curah hujan (mm/tahun) dapat ditentukan intensitas curah hujan dalam mm/jam (I), sehingga dapat digunakan dalam menghitung besarnya air limpasan atau debit puncak (Qp).
·         Peta DAS
Peta DAS digunakan untuk mengetahui berapa luas DAS (A), yang digunakan untuk menghitung besarnya air limpasan atau debit puncak (Qp).
·         Peta Titik Tinggi
Data ketinggian digunakan untuk membuat Digital Elevation Model (DEM), kemudian data DEM diturunkan menjadi kemiringan (S) dan panjang aliran (L). Kemiringan dihitung dengan membandingkan beda tinggi satu piksel dengan piksel sekelilingnya. Panjang aliran ditentukan dari arah aliran dan akumulasi aliran. Arah aliran ditentukan berdasarkan nilai piksel pada setiap piksel DEM dengan mencari nilai piksel terkecil di sekelilingnya. Air akan mengalir ke piksel dengan nilai terkecil. Akumulasi aliran menyatakan piksel yang menjadi titik pengeluaran dari beberapa arah aliran. Total jarak aliran dari awal hingga titik pengeluaran DAS disebut panjang aliran [2]. Dari kemiringan dan panjang aliran maka dapat dihitung waktu konsentrasi (Tc).



4. METODE YANG DI REVIEW PADA JURNAL INI
            Metode yang dilaksanakan dalam penelitian dapat dilihat pada Gambar dibawah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar