chatting^^

Kamis, 21 September 2017

TUGAS #5 Review Jurnal GIS (PROYEKSI UTM)


REVIEW JURNAL
ANGGREINY A ONIBALA
13021106053

JURNAL SISTEM INFORMASI ILMU GEODESI

 PEMBUATAN APLIKASI PEMBELAJARAN HITUNGAN GEODESI
BERBASIS WEB

ABSTRAK
Ilmu Geodesi mempelajari mengenai pengukuran dipermukaan bumi, bentuk muka bumi sebagai geoid maupun ellipsoid serta berbagai macam jenis hitungan didalamnya. Sehingga mahasiswa ilmu Geodesi dituntut memiliki pemahaman yang mendalam mengenai berbagai macam jenis hitungan dasar. Umaryono sendiri berpendapat jika Geodesi merupakan salah satu cabang ilmu matematika terapan, sehingga selalu bersinggungan dengan berbagai macam jenis hitungan.
Pada penelitian kali ini dirancang sebuah web yang memiliki fitur pembelajaran mengenai hitungan Geodesi yang dipelajari dalam mata kuliah Sistem Transformasi Koordinat, Proyeksi Peta dan Hitungan Proyeksi Geodesi. Beberapa hitungan yang dicantumkan dalam Web yakni konversi koordinat Geodetik - Geosentrik, Geodetik - UTM/TM3/TM serta hitungan penentuan posisi metode Gauss Mid Latitude dan Vincenty. Penyusunan berbasis web menggunakan bahasa PHP dan HTML.
Aplikasi pembelajaran dan hitungan geodesi merupakan hitungan dan penjelasan tahapan hitungan disusun dengan menggunakan PHP dan HTML. Data hasil hitungan program penulis dibandingkan dengan hasil hitungan program Adjust memiliki selisih untuk hasil N (Northing) konversi Geodetik ke UTM/TM3/TM sebesar 0 – 0,0012 m dari 00 – 900 LU/LS dan selisih sebesar 0,02” untuk hasil reverse azimuth metode direct Gauss Mid Latitude dengan hitungan excel dan hasil selebihnya adalah sama. Nilai hasil dari hitungan dan proses hitungan ditampilkan di dua kolom dalam satu halaman setelah data input dimasukkan. Tampilan mudah dipahami dan dimengerti dibuktikan dengan respon dua tahap hasil kuesioner dengan nilai tanggapan positif sebesar 96,55 % dan 97,92 %.
Kata Kunci : Berbasis web, Hitungan Geodesi, HTML, Ilmu Geodesi, PHP

Latar Belakang
Ilmu Geodesi mempelajari mengenai pengukuran dipermukaan bumi, bentuk muka bumi sebagai geoid maupun ellipsoid serta berbagai macam jenis hitungan diantaranya adalah Sistem Transformasi Koordinat, Hitungan Proyeksi Geodesi dan Proyeksi Peta.. Yang dimaksud ellipsoid disini adalah ellip yang berotasi pada sumbu pendeknya. Ellipsoid yang digunakan sebagai model bumi sering disebut dengan Ellipsoid referensi (Kahar, 2007).
Dalam memahami jenis jenis hitungan ini, menjadi kendala tersendiri bagi mahasiswa untuk memahami hitungan secara komprehensif. Sehingga dibutuhkan sebuah sistem yang secara fleksibel dan bisa digunakan dimana saja untuk dapat membantu mahasiswa memperdalam kompetensi utuk jenis hitungan tertentu.
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat, muncul berbagai macam bentuk dari software yang dapat memberikan bantuan untuk melakukan hitungan geodesi. Namun sejauh ini program dan software tersebut hanya memberikan fasilitas input data dan setelah itu berisi eksekusi khusus untuk menampilkan hasilnya, tanpa menampilkan penjelasan mengenai tahapan perhitungan selain itu diperlukan speksifikasi khusus, dan bergantung pada sistem operasi tertentu dan terkendala lokasi (Setiawan, 2013).
Dengan mengacu permasalahan diatas muncul suatu gagasan untuk membuat aplikasi pembelajaran hitungan Geodesi yang berbasis web agar dapat diakses dari manapun tanpa terkendala sistem operasi dan lokasi. Sehingga dapat diakses oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun user berada dengan menggunakan internet sebagai media yang dapat digunakan untuk mengakses web dan diharapkan mampu membantu user dalam pemahaman mengenai suatu jenis hitungan tertentu Pengaksesan dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer atau melalui gadget dari posisi pengguna secara dinamis. 

1. TOPIK PENELITIAN
Topik Peneleitian yang dipilih oleh penulis jurnal ini adalah Sistem Informasi Ilmu Geodesi Berbasis WEB

2. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk Membangun aplikasi pembelajaran hitungan Geodesi yang memiliki fitur pembelajaran berupa hitungan Geodesi berbasis web menggunakan bahasa pemrograman PHP dan HTML dalam hal untuk Membantu mahasiswa dalam memahami tahapan hitungan Konversi Geodetik – Geosentrik/UTM/TM3/TM serta Hitungan Penentuan Posisi pada Bidang Ellipsoid metode Gauss Mid Latitude dan Metode Vincenty


3. METODOLOGI YANG DI REVIEW PADA JURNAL INI
dalam jurnal ini dirancang sebuah web yang memiliki fitur pembelajaran mengenai beberapa hitungan Geodesi yang dipelajari dalam mata kuliah Sistem Transformasi Koordinat berupa dalam Sistem Koordinat Transformasi Koordinat  dan Konversi Koordinat
Posisi titik dalam sistem koordinat geosentrik (kartesian dan geodetik) (Abidin, 2001)

Posisi titik dalam sistem koordinat toposentrik (kartesian dan geodetik)
(Abidin, 2001)

Macam bidang proyeksi dan kedudukannya (Prihandito, 1988)




Serta Beberapa hitungan yang dicantumkan dalam Web yakni:
1. Geodetik – Geosentrik
Proyeksi Trasversal Mercator merupakan sistem proyeksi silinder, konform tangent dan transversal. Pada proyeksi ini secara geometris silindernya menyinggung bola bumi pada sebuah meridian yang disebut meridian sentral (meridian tengah).
Pada meridian tengah, faktor skala (ko) adalah satu atau tidak mengalami distorsi. Perbesaran sepanjang meridian akan menjadi lebih besar, bila meridian meridian tersebut makin menjauh ke Barat atau ke Timur dari Meridian Tengah



2. Geodetik – UTM
Yang perlu diperhatikan dalam melakukan konversi Geodetik – UTM
  1. Tiap Zona memiliki sistem koordinat sendiri
  2. Titik nol pada perpotongan meridian tengah dengan ekuator (titik nol semu)
  3. Absis semu = 500000 m pada meridian tengah
  4. Ordinat semu 0 m di ekuator untuk titik-titik di utara ekuator 10000000 m di ekuator untuk titik-titik di bagian selatan ekuator


3. Geodetik – TM3
Yang perlu diperhatikan dalam melakukan konversi Geodetik – TM3
  1. Lebar Zona 3o
  2. Titik nol merupakan perpotongan meridian tengah ke ekuator
  3. Faktor skala di meridian tengah 0,9999
  4. Sumbu X = Ekuator
  5. Sumbu Y = Meridian tengah zona
  6. Absis Semu = 200000 m
  7. Ordinat Semu = 1500000 m
4. Konversi Geodetik – Geosentrik
Konversi ini merupakan salah satu bentuk transformasi dari posisi titik pada bidang lengkung, untuk dinyatakan pada bidang mendatar pada ruang 3D. perlu diperhatikan dengan seksama bidang-bidang datar yang melalui suatu titik pada muka ellipsoid (Soedomo, 2004). Perlu diingat pula bahwa bidang normal suatu titik di ellipsoid adalah bidang datar yang melalui garis normal ellipsoid titik tersebut. Garis normal ellipsoid tidak melalui titik pusat ellipsoid, kecuali titik tersebut pada ekuator.


Kamis, 14 September 2017

TUGAS #4 Review Jurnal Sistem Informasi Geografis (Data Spasial & Data Atribut)

REVIEW JURNAL
ANGGREINY A ONIBALA
13021106053

JURNAL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Penyusunan Basis Data untuk Identifikasi Daerah Rawan
Banjir Dikaitkan dengan Infrastruktur Data Spasial

ABSTRAK
Identifikasi daerah rawan banjir merupakan bagian dari mitigasi bencana yang dilaksanakan untuk mengurangi kerugian atau dampak akibat banjir. Keberadaan daerah rawan banjir dapat diidentifikasi dengan memanfaatkan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) sehingga dalam pelaksanaannya membutuhkan data dasar spasial. Data dasar spasial yang diperlukan tersebut dapat didefinisikan dengan penyusunan model basis data. Namun permasalahan yang terjadi adalah tidak tersedianya informasi keberadaan data dasar tersebut sehingga menyulitkan pengguna dalam mengumpulkan dan menggunakan data. Untuk mengatasi kesulitan tersebut maka perlu didukung suatu Infrastrukur Data Spasial (IDS). Salah satu implementasi IDS adalah mengkaji keberadaan data dasar. Hal ini dikaji untuk mengetahui apakah data dasar yang diperlukan ini tersedia dan dapat digunakan untuk identifikasi daerah rawan banjir.
Kata kunci: basis data, daerah rawan banjir, Infrastruktur Data Spasial

Latar Belakang
            Kejadian banjir merupakan suatu masalah bagi masyarakat karena menimbulkan kerugian jiwa dan harta benda, seperti munculnya wabah penyakit/gangguan kesehatan, kerusakan bangunan dan tempat tinggal, kerusakan sarana prasarana infrastruktur, dan lain-lain. Hingga saat ini kejadian banjir pun masih sulit dideteksi kemunculannya dan sulit dihindari atau dicegah kejadiannya. Oleh karena itu, untuk mengurangi kerugian-kerugian akibat banjir diperlukan suatu sistem penanggulangan banjir yang yang dapat melibatkan berbagai komponen sistem. Salah satu komponen sistem yang dapat digunakan adalah Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG dapat dimanfaatkan pada setiap tahapan penanggulangan bencana banjir.
Sebagai sistem informasi yang berbasis spasial, tentu saja SIG akan efektif apabila dalam pemanfaatannya dibangun sistem basis data yang baik yang dapat menunjang setiap SIG. Basis data yang dibangun antara SIG satu dengan SIG yang lain akan berbeda. Suatu basis data akan dapat menunjang SIG apabila kumpulan data dalam basis data tersebut lengkap dan seragam. Jika tidak lengkap dan tidak seragam maka sistem pengambilan keputusan yang dihasilkan bisa jadi kurang akurat.
Sehubungan dengan efektivitas SIG seperti yang dijelaskan di atas maka sangat diperlukan terciptanya suatu sistem yang dapat menjamin keberadaan data spasial yang diperlukan oleh setiap SIG termasuk cara perolehannya, yang mana secara realitas berbagai data spasial ini tersebar di berbagai sumber. Jenis sistem yang diinginkan saat ini dikenal dengan Infrastruktur Data Spasial (IDS). Secara umum, IDS adalah sistem yang disepakati bersama oleh para pengguna (stakeholder) data spasial dalam hal pengaturan data acquisition dan data sharing. Secara implementatif IDS merupakan suatu konsep yang memudahkan para pengguna data spasial dalam pengadaan, pengambilan, penggunaan data, dan pertukaran data atau berbagi pakai data spasial.

1. TOPIK PENELITIAN
            Topik Peneleitian yang dipilih oleh penulis jurnal ini adalah Sistem Informasi Geografis dengan infrastruktur Data Spasial

2. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji dan menyusun basis data SIG terkait dengan model identifikasi daerah rawan banjir ditinjau dari keberadaan dan ketersediaan data spasial yang diperlukan. Dalam penelitian ini, penanggulangan banjir yang akan dibahas adalah identifikasi daerah rawan banjir Provinsi Jawa Barat. Data spasial yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data spasial yang didefinisikan dari model identifikasi daerah rawan banjir yang dibuat oleh [1]. Dikaitkan dengan kebutuhan akan IDS dalam proses SIG, maka dikaji keberadaan dan ketersediaan data spasial yang diperlukan pada sejumlah instansi (custodian) yang ada di Provinsi Jawa Barat.

3. DATA SPASIAL & DATA ATRIBUT YANG DIGUNAKAN DALAM JURNAL INI
·         Peta Tutupan Lahan
Peta tutupan lahan digunakan untuk menentukan daya serap air. Data jenis tutupan lahan digunakan untuk mengetahui indeks jenis tutupan lahan sehingga dapat menentukan berapa nilai curve number-nya. Dari nilai curve number, dapat digunakan untuk menghitung berapa potensial penyerapan maksimum.
·         Peta Jenis Tanah
Peta jenis tanah digunakan untuk menentukan daya serap air. Data jenis tanah digunakan untuk mengetahui indeks jenis tanah sehingga didapatkan berapa nilai curve number-nya.
·         Peta Curah Hujan
Peta curah hujan digunakan untuk menentukan besarnya intensitas air hujan dan banyaknya air yang jatuh ke permukaan tanah. Dari nilai curah hujan (mm/tahun) dapat ditentukan intensitas curah hujan dalam mm/jam (I), sehingga dapat digunakan dalam menghitung besarnya air limpasan atau debit puncak (Qp).
·         Peta DAS
Peta DAS digunakan untuk mengetahui berapa luas DAS (A), yang digunakan untuk menghitung besarnya air limpasan atau debit puncak (Qp).
·         Peta Titik Tinggi
Data ketinggian digunakan untuk membuat Digital Elevation Model (DEM), kemudian data DEM diturunkan menjadi kemiringan (S) dan panjang aliran (L). Kemiringan dihitung dengan membandingkan beda tinggi satu piksel dengan piksel sekelilingnya. Panjang aliran ditentukan dari arah aliran dan akumulasi aliran. Arah aliran ditentukan berdasarkan nilai piksel pada setiap piksel DEM dengan mencari nilai piksel terkecil di sekelilingnya. Air akan mengalir ke piksel dengan nilai terkecil. Akumulasi aliran menyatakan piksel yang menjadi titik pengeluaran dari beberapa arah aliran. Total jarak aliran dari awal hingga titik pengeluaran DAS disebut panjang aliran [2]. Dari kemiringan dan panjang aliran maka dapat dihitung waktu konsentrasi (Tc).



4. METODE YANG DI REVIEW PADA JURNAL INI
            Metode yang dilaksanakan dalam penelitian dapat dilihat pada Gambar dibawah


Minggu, 10 September 2017

TUGAS #3 REVIEW JURNAL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (DATA COLLECTION)

REVIEW JURNAL
ANGGREINY A ONIBALA
13021106053

JURNAL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MEMETAKAN HASIL
PEMILU LEGISLATIF 2009 DI DAERAH PEMILIHAN KOTA SEMARANG

Disini saya akan mereview tentang data collection atau juga bisa dikatakan tahapan pengumpulan data yang ada pada jurnal ini.

1.      Tahapan Pengumpulan Data
Dalam tahap ini dilakukan pengumpulan data berupa data spasial dan data atibut. Data spasial adalah data berupa peta yang dijadikan sebagai dasar untuk membuat konsep perancangan Sistem Informasi Geografis. Data atribut merupakan data pelengkap yang digunakan sebagai informasi dari data spasial. Dalam data atribut menyajikan informasi mengenai data – data pemilu 2009 meliputi data pemilih tetap, data TPS dan data hasil perolehan suara partai politik di kota semarang.



  •   Pengumpulan Data Spasial

Data spasial yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah Peta Digital Kota Semarang dalam bentuk Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) dengan skala 1 : 25000, dengan menggunakan system proyeksi UTM, datum WGS 84 zona 49 Southern ,yang berupa file AutoCAD yang disimpan dalam ekstensi .dxf. Peta yang dalam bentuk file AutoCAD (.dxf) ini nanti akan bisa langsung di ekspor kedalam software Sistem Informasi Geografis yaitu Arc View GIS 3.3, yang caranya akan dijelaskan pada subbab selanjutnya.

  •  Pengumpulan Data Non Spasial


Data non spasial terdiri atas dua data, yaitu data daftar pemilih tetap pemilu legistatif 2009 daerah pemilihan Kota Semarang dan data hasil perolehan suara pemilu legislatif 2009 daerah pemilihan Kota Semarang, data-data tersebut didapatkan dari Komisi

TUGAS #2 REVIEW JURNAL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

REVIEW JURNAL
ANGGREINY A ONIBALA
13021106053

JURNAL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Pengembangan Sistem Informasi Geografis Tindak Kejahatan Multilevel berbasis Web
(Studi Kasus: Kelurahan Tanah Baru Bogor)

Abstrak
Dewasa ini penggunaan teknologi informasi di segala bidang berkembang pesat, karena sangat membantu pengguna untukmengolah data dan memperoleh informasi dengan cepat, tepat dan akurat. Sistem informasi geografis adalah salah satu penggunaan teknologi informasi untuk mengolah peta dalam bentuk digital, sehingga memudah peta tersebut dimanipulasi dan diolah datanya.Tindak kejahatan banyak terjadi di berbagai tempat dengan waktu kejadian yang berbeda, menyebabkan sulitnya
menentukan daerah mana yang memiliki tingkat kerawanan tindak kejahatan. Informasi tentang banyaknya tindak kejahatan sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan penegak hukum dalam hal ini jajaran kepolisian. Bagi semua pihak seperti masyarakat luas, informasi ini sangat berguna untuk tindakan antisipasi, khususnya bagi kepolisian membantu dalam mengambil keputusan apakah suatu daerah memerlukan pengawasan ekstra atau tidak, selain itu informasi tersebut dibutuhkan untuk mengetahui intensitas tindak kejahatan.Penelitian ini mencoba mengembangkan suatu sistem informasi yang mampu menampilkan peta secara multilevel serta memetakan jumlah tindak kejahatan yang terjadi di dalam peta dalam bentuk yang beragam. Pengelompokan pada masing-masing daerah diambil berdasarkan ciri-ciri tertentu sehingga output yang dihasilkan diharapkan akan memudahkan pengguna dalam membedakan tingkat kerawanan antara daerah satu dan lainnya dan juga menampilkan grafik dan perhitungan jumlah tindak kejahatan yang terjadi. Visualisasi peta dan grafik pada sistem ini diharapkan akan membantu masyarakat dan memudahkan Kepolisian Resort Kota Bogor dalam menganalisis tingkat kerawanan di tingkat kota, kecamatan maupun di level yang lebih kecil yaitu kelurahan sehingga sistem ini bisa mengolah data kriminalitas secara cepat, tepat dan akurat.
Kata Kunci : Sistem Informasi Geografis, Pemetaan Tindak Kejahatan, multilevel

Latar Belakang
Sistem Informasi Geografis adalah sebuah alat analitis dengan manfaat utama untuk mengidentifikasi relasi spasial dari masing masing karakteristik yang digambarkan pada peta (ESRI 1995). Sistem Informasi Geografis dapat digunakan sebagai alat bantu dalam melakukan analisis dan pengambilan suatu keputusan. Salah satu bentuk aplikasinya adalah pemetaan tindak kejahatan atau pemetaan kriminal (Crime Mapping) untuk analisis kriminal (Crime Analist). Jenis kejahatan itu terbagi atas empat kategori yaitu tindak kejahatan konvensional (pembunuhan), tindak kejahatan transnasional (narkoba), tindak kejahatan berimplikasi kontijensi (kerawanan sosial), dan tindak kejahatan terhadap kekayaan Negara (korupsi).

1. BIDANG PENELITIAN
Bidang Penelitiandari paper ini adalah Sistem Informasi

2. TOPIK PENELITIAN
Topik Peneleitian yang dipilih oleh penulis jurnal ini adalah Sistem Informasi Geografis Berbasis WEB

3. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah merancang dan mengimplementasikan system informasi geografis tindak kejahatan multilevel berbasis web di kota Bogor yang dapat diakses melalui intranet atau internet. Dari sistem yang dibangun dapat diketahui pola kepadatan tindak kejahatan di Kota Bogor; studi kasus kelurahan Tanah Baru, lokasi – lokasi yang rawan tindak
kejahatan, hubungan antara waktu terjadinya tindak kejahatan, hubungan antara lokasi kantor polisi, lokasiterjadinya tindak kejahatan, hubungan antara permasalahan sosial-ekonomi dengan terjadinya tindak kejahatan. Sistem juga dapat memberikan saran sebagai masukan kepada aparat penegak hukum dalam hal ini kepolisian dalam pengambilan keputusan.

4. METODE YANG DI REVIEW PADA JURNAL INI
·         Metode yang digunakan untuk pengembangan Sistem Informasi Geografis Tindak Kejahatan Multilevel berbesis web ini adalah System Development Life Cycle (SDLC) yang sudah dimodifikasi. Fase-fase pada SLC terdiri fase perencanaan, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem dan penggunaan, tetapi kenyataannya untuk pengembangan sistem ini setelah fase tertentu bias kembali melakukan proses pada fase sebelumnya, dan seterusnya.


Gambar 1 System Development Life Cycle (SLC) pada
SIGTIKEM


5. SPESIFIKASI PERANGKAT LUNAK YANG DIGUNAKAN DALAM JURNAL INI:
·         ArcView GIS 3.3, sebagai pengolahan peta.    
·         MySQL, sebagai pengolah data base/basis data.
·         Adobe Photoshop 7.0 & SWISHmax, sebagai mendesain tampilan grafis dari antarmuka sistem.
·         PHP, sebagai bahasa pemrograman.
·         Macromedia Dreamweaver MX2004 sebagai editor bahasa pemrograman.

·         Internet Explorer 6.0 sebagai browser.